Badai Twitter Keiser
Keiser melalui Twitter mengungkapkan pendapatnya yang kuat, menyebut XRP sebagai “sampah terpusat” dan dengan berani memperkirakan nilainya akan menyusut hingga hanya $0,01. Pernyataan kontroversial ini menarik perhatian komunitas kripto, semakin mengintensifkan diskusi hangat seputar XRP.
Ini bukan pertama kalinya Keizer mengangkat alis dengan tweetnya. Pada musim panas tahun 2023, dia terlibat dalam pertukaran Twitter dengan John Deaton, seorang advokat Ripple terkenal dan pendiri CryptoLaw US Deaton telah berbagi tweet yang membahas para maksimalis Bitcoin dan perselisihan mereka dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) dalam pertarungan hukum yang sedang berlangsung melawan Ripple Labs.
Keiser memanfaatkan kesempatan ini untuk mengejek ADA, XRP, SOL, dan mata uang kripto terkemuka lainnya, dengan melabelinya sebagai sekuritas. Ia bahkan menuding pendiri Cardano dan Solana sebagai penipu sehingga menggemparkan pasar yang sudah gelisah.
Reaksi Pasar
Buntut dari tweet Keiser bergema di seluruh pasar mata uang kripto. XRP, yang terkait erat dengan Ripple, mengalami penurunan 11% menyusul jatuhnya Bitcoin di hari yang sama. Awalnya, XRP melonjak sebagai respons terhadap berita persetujuan Komisi Sekuritas dan Bursa terhadap ETF Bitcoin spot, sehingga mendorong kemajuan seluruh pasar kripto. Namun, keadaan berbalik dengan cepat karena penurunan Bitcoin menyeret mata uang kripto utama seperti ETH, XRP, SOL, SHIB, dan lainnya.
Jumat terbukti menjadi hari yang sangat menantang bagi XRP, karena menghadapi tiga candle merah berturut-turut, yang mengakibatkan penurunan 5% menjadi $0,52288. Periode setelah tweet kontroversial Keiser berdampak pada penurunan XRP.