cunews-japan-s-core-inflation-eases-raising-doubts-over-boj-policy-tightening

Inflasi Inti Jepang Mereda, Menimbulkan Keraguan Terhadap Pengetatan Kebijakan BOJ

Pendahuluan

Inflasi indeks harga konsumen (CPI) inti Jepang menurun pada bulan November, meningkatkan keraguan terhadap rencana Bank of Japan (BOJ) untuk memperketat kebijakan ultra-longgarnya. CPI inti, tidak termasuk harga bahan pangan segar yang fluktuatif, naik sebesar 2,5% tahun ke tahun, sejalan dengan ekspektasi namun lebih lambat dibandingkan angka bulan sebelumnya sebesar 2,9%. Hal ini menandai laju pertumbuhan paling lambat sejak Agustus 2022, dengan inflasi inti bulanan yang tetap statis. Namun, inflasi inti masih melampaui target tahunan BOJ sebesar 2%.

Kekhawatiran Terhadap Pengetatan Kebijakan

BOJ mempertimbangkan data inti yang tidak menyertakan harga makanan segar dan bahan bakar, dan data ini juga mengindikasikan perlambatan inflasi. Tingkat pertumbuhan tahun-ke-tahun untuk pengukuran ini menurun dari 4% menjadi 3,8% di bulan November. Angka-angka ini menimbulkan pertanyaan apakah inflasi yang terus-menerus akan mendorong BOJ untuk memulai pengetatan kebijakan lebih cepat dari yang diperkirakan. Bank sentral tidak memberikan indikasi yang jelas tentang poros kebijakan selama pertemuan terakhirnya pada tahun 2023.

Dampak Faktor Ekonomi

Inflasi IHK Jepang juga mengalami perlambatan, tumbuh sebesar 2,8% tahun-ke-tahun di bulan November, dibandingkan dengan 3,3% di bulan sebelumnya. Penurunan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor perekonomian, antara lain kontraksi ekspor akibat perlambatan di Tiongkok dan kontraksi yang masih berlangsung pada aktivitas manufaktur di negara tersebut.

Waktu yang Tidak Pasti untuk Pivot Kebijakan

Meskipun BOJ diperkirakan pada akhirnya akan beralih dari sikap ultra-dovishnya pada tahun 2024, waktu untuk melakukan perubahan tersebut masih belum jelas. Pejabat BOJ menahan diri untuk tidak memberikan informasi penting mengenai masalah ini. Bank sentral baru-baru ini mengindikasikan bahwa inflasi Jepang akan mengalami sedikit penurunan dalam waktu dekat namun diproyeksikan tetap di atas target tahunan 2% untuk tahun fiskal 2024. Akibatnya, masih terdapat ketidakpastian mengenai kapan BOJ akan memperketat kebijakan moneternya.


Posted

in

by

Tags: