1. BioNTech (BNTX -1,68%):
Saham BioNTech telah anjlok hampir 32% tahun ini, terutama disebabkan oleh penurunan penjualan vaksin COVID-19 yang dipasarkan bersama mereka, Comirnaty. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, total pendapatan BioNTech kurang dari seperlima dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun terjadi penurunan, para analis tetap optimis terhadap masa depan BioNTech. Target harga rata-rata dalam 12 bulan menunjukkan potensi kenaikan sekitar 36%, sedangkan analis paling bullish memperkirakan lonjakan lebih dari 150%. Harapannya terletak pada produk BioNTech, khususnya kandidat vaksin tahap akhir, yaitu vaksin influenza BNT161, dan imunoterapi kanker BNT316.
2. JD.com (JD 4,46%):
Raksasa e-commerce Tiongkok JD.com telah mengalami penurunan signifikan hampir 50% pada tahun 2023. Namun, sebagian besar analis tetap optimis terhadap saham tersebut, dengan 32 dari 37 yang disurvei merekomendasikannya sebagai pembelian atau pembelian kuat. Hanya satu analis yang menyarankan penjualan saham JD.com.
Rata-rata target harga 12 bulan menunjukkan potensi kenaikan sebesar 61% dari harga saham saat ini. Beberapa orang mengaitkan optimisme ini dengan penilaian JD.com yang menarik, dengan kelipatan pendapatan ke depan kurang dari 7,9. Analis meyakini ada peluang besar bagi saham untuk rebound.
3. Moderna (MRNA 0,16%):
Mirip dengan BioNTech, Moderna menghadapi tantangan tahun ini, yang mengakibatkan penurunan harga saham lebih dari 50%. Namun, para analis memperkirakan potensi pemulihan pada tahun 2024. Rata-rata target harga 12 bulan menunjukkan peningkatan hampir 50%.
Hasil studi fase 2b positif Moderna untuk mRNA-4157 yang dikombinasikan dengan Keytruda dalam mengobati melanoma telah meningkatkan harapan. Selain itu, antisipasi peluncuran vaksin virus pernapasan syncytial (RSV) pada tahun depan semakin meningkatkan ekspektasi.
Meskipun target harga para analis mungkin tidak selalu terwujud, prospek jangka panjang untuk BioNTech, JD.com, dan Moderna tampak menguntungkan. Namun, penting untuk dicatat bahwa proyeksi pertumbuhan meroket yang diantisipasi oleh Wall Street mungkin tidak terwujud seperti yang diharapkan pada tahun 2024.