cunews-indonesia-s-trade-surplus-narrows-as-imports-rise-exports-continue-to-weaken

Surplus Perdagangan Indonesia Menyempit seiring Peningkatan Impor, Ekspor Terus Melemah

Penurunan Ekspor

Pada bulan November, ekspor turun 8,56% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan total $22 miliar. Penurunan ini sedikit lebih rendah dari proyeksi penurunan sebesar 9,36% yang diantisipasi dalam jajak pendapat Reuters. Kontributor utama terhadap penurunan ekspor adalah pengiriman batu bara dan minyak sawit, yang mencatat penurunan tahunan masing-masing sebesar 34,25% dan 12,60%. Melemahnya harga komoditas-komoditas utama tersebut selama bulan November mempengaruhi tren negatif.

Volume ekspor batu bara dan minyak sawit mentah pada bulan November masing-masing mencapai 33,9 juta metrik ton dan 2,5 juta metrik ton.

Meningkatnya Impor

Di sisi lain, impor pada bulan November mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3,29%, yaitu sebesar $19,59 miliar. Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan kenaikan 0,20% dalam jajak pendapat Reuters yang sama. Peningkatan pembelian barang konsumsi dan barang modal menjadi pendorong utama lonjakan impor dengan laju pertumbuhan masing-masing sebesar 19,82% dan 13,66%. Faktor penting yang berkontribusi terhadap peningkatan impor barang konsumsi adalah impor komoditas pangan, seperti disampaikan Pudji Ismartini, Wakil Kepala Badan Pusat Statistik saat konferensi pers pada hari Jumat.

Pada bulan November, Indonesia mengimpor 433.000 metrik ton beras, naik dari 312.000 ton pada bulan sebelumnya. Impor gula dan jagung juga mengalami peningkatan pada periode tersebut, menurut data biro tersebut.

Implikasi dan Proyeksi

Meskipun surplus perdagangan mengecil pada bulan November, tingkat inflasi di Indonesia masih berada dalam kisaran target yang ditetapkan Bank Indonesia pada tahun 2023, yaitu antara 2% hingga 4%. Irman Faiz, ekonom di Bank Danamon, memperkirakan penurunan surplus lebih lanjut di masa depan, dan mempertahankan proyeksi defisit transaksi berjalan sebesar 0,4% PDB untuk tahun ini. Oleh karena itu, Faiz memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga kebijakan tetap di 6,0% hingga Federal Reserve AS memutuskan untuk mengubah pendiriannya.

Tinjauan kebijakan berikutnya oleh Bank Indonesia dijadwalkan pada tanggal 21 Desember, dan diperkirakan bahwa mereka akan mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini menyusul keputusan bulan lalu yang tidak mengubah suku bunga tersebut.


Posted

in

by

Tags: