cunews-can-trump-make-a-comeback-four-reasons-why-he-could-win-in-2024

Bisakah Trump Kembali? Empat Alasan Mengapa Dia Bisa Menang di Tahun 2024

Pemilih yang Tidak Senang

Pemerintahan Biden mengklaim bahwa perekonomian berkembang, dengan tingkat pengangguran yang rendah dan inflasi yang terkendali. Namun, banyak masyarakat, khususnya warga kulit berwarna dan pemilih muda, tidak setuju dengan hal ini. Mereka berargumen bahwa upah tidak sebanding dengan kenaikan harga barang dan jasa penting, seperti bahan makanan, perumahan, serta perawatan anak dan orang tua. Ketika membahas perekonomian, orang Amerika memikirkan keterjangkauan, bukan hanya indikator ekonomi. Meski menawarkan usulan yang tidak jelas, Partai Republik masih dipandang sebagai pengelola perekonomian yang lebih baik. Trump sejalan dengan kekhawatiran banyak orang kulit putih Amerika di negara yang semakin beragam dan progresif secara budaya. Selain itu, terdapat perasaan bahwa kepemilikan rumah, upah yang memadai, dan pendidikan perguruan tinggi menjadi semakin sulit dicapai oleh banyak orang.

Tindakan Trump Tidak Mendiskualifikasi Banyak Pemilih

Meskipun kritikus dari partainya sendiri, Partai Demokrat, dan media menganggap dia tidak layak menjabat, jutaan pemilih tidak setuju. Trump dapat menekankan masa jabatannya selama empat tahun, dengan alasan bahwa sebagian besar sistem pemerintahan berfungsi, meskipun terkadang terjadi kekacauan. Selain itu, ia dapat menyatakan bahwa tuduhan paling serius terhadapnya, seperti kolusi dengan Rusia, tidak pernah terbukti.

Biden Disalahkan, Tanpa Pujian

Trump dapat memanfaatkan persepsi bahwa pemerintahan Biden tidak berhasil meyakinkan masyarakat bahwa kebijakan penciptaan lapangan kerja mereka, termasuk investasi besar-besaran pemerintah di bidang infrastruktur, energi ramah lingkungan, dan manufaktur chip, telah membawa perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, Biden dibebani dengan tanggung jawab menangani perang asing yang sedang berlangsung yang telah memecah belah warga Amerika. Pesan Trump yang bersifat non-intervensionis, yaitu “Amerika yang Utama” mungkin akan diterima oleh para pemilih yang takut akan keterlibatan lebih lanjut dalam konflik seperti di Ukraina atau Israel, sementara Biden menganut kebijakan luar negeri Amerika yang lebih tradisional.

Penting untuk dicatat bahwa potensi kemenangan Trump tidak dijamin. Ia masih sangat tidak populer di banyak wilayah dan demografi. Jika dia menjadi calon dari Partai Republik, hal ini bisa menyebabkan tingginya jumlah pemilih yang mendukung Partai Demokrat. Retorika Trump yang menghasut, termasuk ancaman terhadap musuh-musuh politik, mungkin juga mengasingkan para pemilih Partai Republik yang lebih moderat dan independen, yang berperan penting dalam mengalahkan Biden. Selain itu, Partai Demokrat telah berhasil berkampanye untuk membela hak aborsi pada pemilu sebelumnya, dan kemungkinan besar mereka akan menjadikan isu tersebut sebagai isu penting dalam kampanye mereka pada tahun 2024. Namun demikian, pada saat ini, 11 bulan sebelum Hari Pemilu, Trump memiliki peluang lebih besar untuk merebut kembali Gedung Putih dibandingkan sejak ia meninggalkan jabatannya.


Posted

in

by

Tags: