cunews-oil-prices-surge-on-robust-us-economy-and-chinese-stimulus

Harga Minyak Melonjak karena Kuatnya Perekonomian AS dan Stimulus Tiongkok

Data Ekonomi dan Tren Pasar yang Menguntungkan

Perekonomian AS melampaui ekspektasi pada kuartal keempat, dengan rilis data pada hari Kamis sebelumnya menunjukkan aktivitas yang kuat di konsumen energi terbesar di dunia ini. Produk domestik bruto (PDB) meningkat pada tingkat tahunan sebesar 3,3%, melampaui perkiraan sebesar 2,0%. Meskipun angka ini menunjukkan sedikit penurunan dari pertumbuhan 4,9% yang diamati pada tiga bulan sebelumnya, angka ini masih menunjukkan pertumbuhan AS. ketahanan ekonomi dan memperkuat sentimen pasar.

Momentum positif di pasar semakin diperkuat oleh data resmi persediaan AS pada hari Rabu, yang menunjukkan penurunan signifikan stok minyak mentah AS sebesar 9,2 juta barel. Kondisi cuaca musim dingin yang buruk berperan dalam penurunan ini karena kilang ditutup sementara dan berkurangnya perjalanan pengendara.

Selain itu, produksi minyak mentah AS turun dari rekor sebelumnya sebesar 13,3 juta barel per hari pada dua minggu lalu ke level terendah dalam lima bulan sebesar 12,3 juta barel per hari pada minggu lalu. Berkurangnya pasokan ini mengindikasikan potensi pengetatan pasar minyak.

Langkah-Langkah Stimulus Tiongkok dan Ketegangan Geopolitik

Faktor lain yang berkontribusi terhadap kenaikan harga minyak adalah keputusan tak terduga Bank Rakyat Tiongkok yang memotong persyaratan cadangan bagi bank-bank lokal. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas dan merangsang pertumbuhan ekonomi di negara pengimpor minyak terbesar tersebut.

Ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga berperan dalam mendukung pasar minyak mentah. Konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Gaza, serta ancaman yang ditimbulkan oleh militan Houthi yang didukung Iran terhadap pengiriman barang di Laut Merah, menambah kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan.

Fokus pada Data Inflasi dan Faktor Masa Depan

Perhatian kini beralih ke rilis data indeks harga PCE AS pada hari Jumat, yang berfungsi sebagai pengukur inflasi pilihan Federal Reserve. Pelaku pasar menunggu hasilnya, berharap untuk melihat apakah inflasi akan tetap bertahan di bulan Desember. Data ini memiliki arti penting menjelang pertemuan Federal Reserve mendatang, yang diperkirakan secara luas akan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 23 tahun saat ini.

Pasar minyak bersikap hati-hati dalam mengurangi permintaan karena melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kenaikan suku bunga, yang membatasi keuntungan akibat pengurangan pasokan. Industri akan memantau dengan cermat faktor-faktor ini di masa mendatang.

Tingkatkan pengalaman berinvestasi Anda dengan pilihan saham InvestingPro+ kami yang inovatif dan didukung AI.


Posted

in

by

Tags: