cu-news-us-retail-sales-beat-expectations-0-3-growth-in-may

Penjualan Ritel AS Mengalahkan Ekspektasi: Pertumbuhan 0,3% di Bulan Mei

AS Penjualan Ritel Menunjukkan Ketahanan dengan Kenaikan 0,3% di Bulan Mei

Peningkatan Penjualan yang Tak Terduga Menyoroti Ekspansi Ekonomi

Penjualan pengecer di AS naik 0,3% pada bulan Mei, menentang perkiraan penurunan 0,2%, menurut jajak pendapat ekonom Wall Street Journal. Karena penjualan retail menyumbang sekitar sepertiga dari belanja konsumen, peningkatan ini memberikan wawasan tentang kekuatan ekonomi dan menunjukkan daya tahan ekspansi ekonomi saat ini.

Meskipun penjualan ritel telah melambat selama setahun terakhir, belanja konsumen secara keseluruhan tetap relatif kuat dan menunjukkan sedikit indikasi resesi yang akan segera terjadi. Berbagai sektor, seperti penginapan hotel, penerbangan pesawat, dan reservasi restoran, telah kembali ke tingkat pra-pandemi atau lebih baik.

Detail Penting Penjualan Eceran di Bulan Mei

Penjualan kendaraan baru dan suku cadang mobil, kategori yang mudah berubah, mengalami kenaikan 1,4% bulan lalu. Namun, penerimaan di SPBU turun 2,6%, terutama karena penurunan harga. Tidak termasuk dealer mobil dan pom bensin, penjualan ritel di bulan Mei mengalami kenaikan 0,4%. Setiap grup retail besar lainnya mengalami pertumbuhan, meskipun relatif ringan.

Salah satu bidang yang diminati para ekonom adalah bar dan restoran, satu-satunya sektor jasa dalam laporan retail. Perusahaan-perusahaan ini mengalami peningkatan penerimaan yang solid sebesar 0,4%, dengan peningkatan tahunan sebesar 8% yang merupakan dua kali lipat tingkat inflasi. Penjualan restoran umumnya meningkat saat ekonomi sehat dan individu merasa aman dalam pekerjaannya.

Gambaran Besar dan Prospek Masa Depan

Penjualan ritel mungkin tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan tahun ini, tetapi tetap stabil meskipun suku bunga meningkat. Pengeluaran layanan bahkan lebih kuat, mewakili dua pertiga dari semua pembelian konsumen.

Ke depan, Chris Zaccarelli, Chief Investment Officer di Independent Advisor Alliance, menyatakan bahwa “konsumen terus berbelanja dan selama itu terjadi, kecil kemungkinan inflasi akan kembali turun ke target 2% [The Fed].” Namun, Lydia Boussour, Ekonom Senior di EY Parthenon, memperkirakan “perlambatan belanja konsumen akan semakin cepat pada paruh kedua tahun ini karena pasar tenaga kerja melemah, penyangga dari kelebihan tabungan menyusut, dan kondisi kredit semakin ketat.”

Menanggapi temuan ini, Dow Jones Industrial Average DJIA dan S&P 500 SPX dibuka lebih tinggi pada sesi perdagangan Kamis.


Posted

in

,

by

Tags: